Home » » Biografi Gus Dur: Masa Remaja Gus Dur

Biografi Gus Dur: Masa Remaja Gus Dur

Written By Grosir Kaos Distro Bandung on Sunday 9 June 2013 | 00:00

Masa Remaja Gus Dur   

abdurrahman wahid, biografi gus dur, gus dur, biografi abdurrahman wahid, pemikiran gus dur, biografi singkat gus dur, biografi kh abdurrahman wahid, masa pemerintahan gus dur, tentang gus dur, biografi gus dur lengkap, artikel gus dur, ajaran gus dur, biografi abdurrahman wahid secara singkat, gaya kepemimpinan gus dur,
Biografi Gus Dur Masa Remaja
    Kaitannya dengan Usia Gus Dur menjelang remaja, Gus Dur tumbuh menjadi anak yang subur, tidak bsa ditekan, dan sering menunjukkan kenakalannya. Selain itu, Gus Dur pernah memenangkan  lomba karya tulis se-wilayah kota Jakarta menjelang kelulusan Sekolah Dasar yang kelak mengantarkannya pada penulis kritis yang berpengaruh.
     adapun kondisi psiologis Gus dur yang saat itu berusia 13 tahun, tahun 1953 merupakan tahun kesedihan yang membuat dirinya terpukul menyisakan kenangan pada tahun-tahun berikutnya. Kiai Wahid hasyim  meninggal dunia akibat kecelakaan saat ia bersama Gus Dur dan Argo Sucipto beserta sopirnya akan menghadiri pertemuan NU di Sumedang.
     Kejadian tersebut bermula saat hujan lebat di Cimahi menuju Bandung, mobil tidak dapat dikendalikan karena mobil dipacu cepat sementara jalanan. Bagian belakang mobil menabrak truk yang sedang berhenti dan mengakibatkan tabrakan keras shingga Agro Sucipto dan Wahid Hasyim terhempas keluar, sementara Gus Dur dan sopir tidak terluka.  Sekitar sepuluh jam kemudian Wahid Hasyim meninggal dunia di RS Hassan sadikin, bandung, diikuti Argo Sucipto beberapa jam kemudian.

     Gus Dur menyadari bahwa ayahnya adalah orang berpengaruh di Indonesia. Ketika pulang bersama jenazah, ia menyaksikan betapa banyaknya orang berbaris di ti tepi jalan sebagai penghormatan terakhir untuk ayahnya.
     Di setiap kota yang dilalui tampak orang orang turut berduka cita. Kesadaran mengenai betapa berpengaruhnya wibawa ayahnya di mata rakyatnya dijelaskan Greg Barton dalam perenungan Gus dur “apa yang mungkin dilakukan oleh seorang manusia sehingga rakyat sangat mencintainya”.[1]
     Pada tahun 1954, Gus Dur memasuki SMEP di Growongan sambil mondok di pesantren Karapyak, pada tahun itu juga Gus Dur tidak naik kelas.  Di sekolah tersebut Gus Dur mulai bersentuhan dan mendalami bahasa Inggris hingga mampu membaca karya-karya tokoh dunia dalam versi Bahasa Inggris.
     Di antara buku-buku yang pernah dibacanya adalah karya Ernest Hemingway, John Steinbach, dan William Faulkner. Di samping itu, ia juga membaca sampai tuntas beberapa karya Johan Huizinga, Andre Malraux, Ortega Y. Gasset, dan beberapa karya penulis Rusia, seperti: Pushkin, Tolstoy, Dostoevsky dan Mikhail Sholokov.
Gus Dur juga membaca tuntas beberapa karya Wiill Durant yang berjudul ‘The Story of Civilazation’. Selain belajar dengan membaca buku-buku berbahasa Inggris, untuk meningkatan kemampuan bahasa Ingrisnya sekaligus untuk menggali informasi, Gus Dur aktif mendengarkan siaran lewat radio Voice of America dan BBC London.
Ketika mengetahui bahwa Gus Dur pandai dalam bahasa Inggis, seorang guru SMEP yang juga anggota Partai Komunis-memberi buku karya Lenin ‘What is To Be Done’ . Pada saat yang sama, anak yang memasuki masuki masa remaja ini telah mengenal Das Kapital-nya Karl Marx, filsafat Plato,Thales, dan sebagainya.[2]
     Setamatnya dari SMEP pada 1957, Gus Dur meneruskan pendidikannya di pesantren Tegalrejo, magelang, di bawah asuhan K.H. Chudhari, sosok kiai yang dikenal humanis. Di pesantren ini pulalah Gus Dur mengenal ritus-ritus sufi mempraktekkan ritual mistik.
     Pada saat ini pula Gus Dur telah mampu menunjukkan kemampuannya dalam berhumor dan berbicara. Ia pun mengembangkan reputasi sebagai murid berbakat karena menempuh pendidikan hanya dua tahun, padahal pendidikan biasanya selesai ditempuh dalam waktu empat tahun.
Pada tahun 1959, Gus dur  pindah kembali ke Jombang dan tinggal di pesantren tambak beras pesantren. Menjelang usia 20 tahun, Gus Dur  menjadi ustadz dan kepala madrasah. Ia pun anktif menjadi jurnalis di majalah Horison dan majalah Budaya Jaya.
Pada usia 22 tahun, Gus Dur berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji, kemudian dilanjutkan dengan menempuh pendidikan Al Azhar melalui beasiswa Departemen Agama.






[1] Barton, Biografi Gus dur, hal. 44

3 comments:

  1. Makasih atas informasinya...........

    sangat bermanfaat....... kita harus wajib tahu

    #SalamBlogger

    ReplyDelete
  2. BOLAVITA Merupakan Situs Game Bola Online, Live Casino Dan TOGEL ONLINE TERPERCAYA Dan TERLAMA Di INDONESIA.

    Permainan Yang Kami Sediakan:

    * SPORTSBOOK
    * LIVE CASINO
    * TOGEL
    * SLOT GAME
    * LIVE NUMBER
    * SICBO
    * DRAGON TIGER
    * BACCARAT
    * ROULETTE
    * POKER
    * SABUNG AYAM
    * BOLA TANGKAS
    * DLL

    Tentu Kami Menyediakan Promo Yang Menarik Untuk Anda Yang Bergabung Di Tempat Kita.

    * BONUS REFERRAL SEUMUR HIDUP
    * BONUS DEPOSIT SETIAP HARI
    * BONUS SPORTSBOOK 10%
    * CASHBACK SPORTSBOOK HINGGA 7%
    * CASHBACK GAMES 10%
    * BONUS TURN OVER ROLLINGAN CASINO 0,7%

    Untuk Info Yang Lebih Jelas Nya Silahkan Langsung Hubungi CS Kita Yang Online 24 Jam.

    Boss Juga Bisa Kirim Via :
    Wechat : Bolavita
    WA : +6281377055002
    Line : cs_bolavita
    BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )

    ReplyDelete